Nama untuk masa depan dari masa lalu
Aku bukan seorang ayah, bahkan masih jauh untuk menjadi
seorang ayah, tapi aku akan menuju kesana untuk menjadi seorang ayah.
Melewati hari-hari dengan seorang perempuan yang aku pilih
dengan hati. kemudian satu langkah lebih dekat pada tujuan. Perempuan itu kerap
kali menemaniku pada tiap hari. Lewat tawanya, lewat semua tutur katanya bahkan
dengan setiap doa dan harapannya.
Di selingi obrolan kita. Selalu ada impian untuk mempunyai
si kecil. Meski pernikahan kiranya masih jauh, bahkan kadang sampan yang kita
tumpangi malah oleng dan bahkan hampir tenggelam.
Nama si kecil pernah kita ungkapkan. Dia senang dengan nama
kirana. Saat aku Tanya. Apa arti kirana ?. dia menjawab. “Kirana mempunyai arti
cahaya yang terang benderang”. Tidak terlalu banyak filosofi yang ia sampaikan.
Tapi jelas dia ungkapkan. Ada sebuah harapan bahwa si anak ini akan selalu
menjadi cahaya. Entah itu sebagai sumber dalam kegelapan, atau menjadi simbolik
sebuah citra yang menghangatkan.
Tapi karena aku begitu suka dengan sesuatu yang lebih
detail. Aku mencoba mencari-cari makna kirana dari segi bahasa.
Secara Bahasa Indonesia Kirana adalah : keluarga, cahaya dan
pekerjaan yang sempurna.
Secara Bahasa jawa : cahaya yang terang benderang dan sinar
cantik yang moleh.
Secara garis besar, nama kirana cukup positif dan memiliki
makna yang bagus.
Lalu berikutnya aku sendiri begitu suka nama Senja. Seperti
ada sebuah ketertarikan dan keterikatan ketika melafalkan kata senja. Seperti
ada nilai keanggunan dalam setiap pengucapan hurufnya.
Secara Bahasa senja adalah masa setelah tenggelammnya
matahari. Sudut eksotismenya adalah. Senja merupakan titik pertemuan terang dan
gelap. Mereka seolah melebur. Seperti bentuk keikhlasan dalam ikatan kehidupan.
Maka lahirlah sebuah nama Kirana Senja. Ada yang terasa
kurang. Satu kata lagi yang menggenapkan rangkaian kata. Maka munculah sebuah
kata Ayu, yang artinya cantik. Dengan harapan sang gadis kecil kelak tumbuh
menjadi wanita cantik. Cantik parasnya berimbang dengan budi pekertinya.
Kirana Senja Ayu. Bukan hanya nama tapi lebih kepada sebuah
harapan dan doa. Sebuah bekal pertama selain lantunan adzan yang akan ayahmu
kumandangkan kelak di telingamu. Setelah aku kumandangkan adzan. Akan ku kecup
keningmu dan ibumu. Bentuk rasa syukur terhadap Allah. Rasa syukur terhadap
kepercayaannya dalam menjaga kedua wanita cantik yang akan selalu menemani arah
hidup ini. Menuju sesuatu yang kekal dan di guratkan.
Sisi lelucon dalam tulisan ini adalah lamunan pada suatu
saat nanti yang tidak di ketahui. Tapi sisi bijaksana dari tulisan ini adalah
pengharapan dan doa yang akan mengiringi dan di kabulkan Allah pada suatu hari.
Nah Kirana Senja Ayu. Baik-baik disana. Tunggu ayah dan ibu menjemputmu.