Saturday, May 27, 2017

Artapela berlalu, Tahura pun di tuju.


Ini tulisan yang berawal dari kekecewaan, berniat refreshing sebelum menyambut Ramadhan, tetapi faktanya terbentur beberapa kendala. Bagi yang belum tahu Artapela itu apa ?. Artapela adalah sebuah gunung yang berada di kawasan daerah Kertasari berbatasan dengan kecamatan Pangalengan, Bandung Jawa Barat. Untuk ketinggiannya kurang lebih 2194 mdpl. Tapi jangan dulu mengomentari tentang ketinggiannya yang tidak setinggi gunung-gunung popular di jawa barat seperti gunung Gede pangrango, gunung Papandayan atau bahkan rival sekotanya gunung Puntang. 



Gunung Artapela menawarkan pesona berupa sunrise dan sunset yang dapat di nikmati dengan sekhidmat mungkin, lalu padang rumput dan ilalang yang cocok untuk menjadi latar selfie , bahkan di bawahnya terdapat sebuah danau yang bernama danau Aul. Lalu puncak gunung Artapela merupakan kawasan untuk berkemah. Sembari menikmati suasana alam dan obrolan-obrolan dengan teman sependakian, merupakan rencana yang tepat jika ingin sejenak melupakan rutinitas kota dengan sedikit melipir ke Artapela. Dan seperti pegunungan pada umumnya, suasananya begitu menyegarkan. Dan suasana ini begitu instagramable bagi temen-temen pecinta cekrek mencekrek alias popotoan. ^_^.

Sebetulnya tidak ada masalah dengan gunung Artapela, yang jadi masalah adalah saya gagal untuk ke sana. Sekali lagi saya gagal. Yah gagal. Sehingga review tentang Artapela di atas, saya dapatkan dengan googling dan sedikit interview dengan teman saya yang tinggal di Pangalengan. Jadi tulisannya berakhir nih ?. diih ga seru gini bray. Ya tentu nggak lah, seperti judulnya yang terpang-pang dengan gagah. Setelah beberapa hari saya galau, ( cieee cie galaaau ). Saya memutuskan mereschedule, intinya tempatnya harus Alam terbuka dan bonus kesegarannya, dekat dan tidak membutuhkan waktu yang lama secara ruang dan waktu, dan terakhir adalah budget yang seminimal mungkin karena hilal gajihan masih jauh di depan mata. gubraak.

Maka di putuskanlah Tahura, atau lebih lengkapnya Taman Hutan Raya Juanda, yang terletak di Dago. Mungkin sudah banyak yang familiar dengan tempat ini. Saya tidak akan merivew akses atau fasilitas apa saja yang terdapat di sini. Saya hanya ingin menceritakan apa yang saya lihat, rasa dan raba. Hemmm maksud saya raba, duh gimana yah ngejelasinnya . pokonya raba dalam artian positif.
Meluncur dengan pasukan julung-julung invasion, team ini adalah teman main sekaligus teman studio janevalla.com. sedikit saya jelaskan janevalla adalah studio yang bergerak di bidang desain interior dan arsitektur. Kami sepakat ketika kita bermain melepas stress , kita tidak menggunakan nama janevalla tetapi julung-julung invasion. Nama itu di dapatkan ketika kita jalan-jalan ke suatu tempat bernama pulau Peucang, nama itu spontan tercetus begitu saja. Dan ternyata cukup nyantol di hati. Tapi belakangan ini sempat terjadi perdebatan, julung-julung mana yang dapat mendaki gunung dan kelayapan di daratan. Tapi ya sudahlah terlanjur eksis itu nama. Sayang jika di kubur dan harus solawatan.


Kembali ke Tahura, Tahura waktu itu rame banget, dari bocah-bocah study tour sampe keluarga bahagia pecinta suasana segar. Kalo ingin menyepi seharusnya jangan di area dekat-dekat pintu masuk, jelas itu merupakan area keluarga. Maka kami memutuskan ke area paling jauh yang nantinya tembus ke Maribaya.

Ada banyak  cara untuk menikmati Tahura Juanda, ada yang lari-lari ala atlit di kejar setoran, ada komunitas sepedah yang saya lihat begitu riang gembira. Ada rombongan Jalan santai dengan canda tawa. Dan ada juga yang nyewa ojeg karena masalah stamina. Yah whatever, yang jelas semua begitu bahagia. Yah begitu juga dengan kami gerombolan julung-julung, harusnya kami berlima, tapi dikarenakan satu teman kami harus melaksanakan tugas mulia menemani ibu bapaknya. Maka kembalilah kami dalam squad minus one. Kami memutuskan menelusuri Tahura dengan jalan santai, hemmm maksudnya sangat santai dan sesekali menangkap momen dengan kamera yang kami bawa masing-masing. Memang temanya hari itu sambil olahraga sambil fotografi.

Nah ini beberapa momen yang berhasil saya abadikan.  Jalanan Tahura sebetulnya telah di kondisikan untuk tracking dan dilalui dengan nyaman, tetapi seiring waktu memang memerlukan beberapa perbaikan lagi, tetapi menurut saya itu bukan masalah. Semua bakal teralihkan dengan suasana Tahura yang segar. Percayalah hijau-hijau bakalan mengalihkan pandangan anda dari jalanan yang kurang rata.


Look at the detail, yah buat temen-temen yang suka fotografi, banyak objek yang bisa di tangkap. Bisa bunga yang seperi saya lakukan, atau beberapa detail menarik yang menurut saya selalu memberikan cerita tersendiri pada bagiannya.




Wohooooo ini menu wajib kita, penangkaran rusa, yah dikarenakan logo janevalla adalah kijang atau rusa maka setiap penangkaran berbau rusa kami bakal satronin, bagi kami mereka adalah makhluk sakral yang mewakili ideology dan filosopi kami hahahaha.




Yang suka landscape pasti terpuaskan, banyaaaaakkkkkk banget objek yang bisa di abadikan. Seperti jembatan, pepohonan, kombinasi Antara rumah dan landscape sekitar. Atau bahkan air terjun dan jembatan. Saya rasa Tahura lengkap membrikannya untuk temen-temen .






Dan terkahir berhati-hatilah terhadap warga lokal, nampaknya mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Dan mereka bisa saja menyerang kita yang terlihat lemah dan tidak berdaya hahahaha.



Sebetulnya masih banyak objek yang tidak saya abadikan, ada beberapa gua peninggalan sejarah, terus spot untuk hammock, lalu beberapa kawasan cantik yang di biasanya di pakai untu pasangan-pasangan menjelang halal alias prawed. Soalnya saya pikir banyak orang pada tulisan mereka menjelaskan tentang hal tersebut. Saya hanya ingin fokus menceritakan dari sudut pandang saya.

Begitulah perjalanan singkat seharian di Tahura, entah berapa KM yang kita sudah lewati. Yang jelas kaki lumayan lemas, tetapi kami merasa puas. Alam terbuka memberikan inspirasi dan ketenangan, buat saya pribadi sambil menikmati Tahura sambil mendengarkan lagu-lagu yang harmonis dari ipod saya, makin membuat jatuh cinta dan menikmati alam.

Yang paling saya suka dari perjalanan ini, semakin meyakinkan saya. Ketika semuanya menjadi runyam maka jawabannya kembalilah pada Alam dan Tuhan. Maka setidaknya kita akan mendapatkan ketenangan. Tidak hanya secara psikis tetapi secara moral dan emosional.
Okay guys sekian tulisan saya tentang Tahura yang awalnya berasal dari kekecewaan dan keresahan.
Keep the place clean when you visit, and see u again at the next journey.




4 comments:

  1. Mantap pisan uy kang. jadi penasaran sama Artapela..aselik baru denger..hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aslinya mba, Itu ga terlalu jauh dari bandung, sama pendakiannya ga terlalu berdarah-darah. tapi tempatnya woow pisan lah. haha. semoga suatu saat bisa kesana.

      Delete
  2. Aaaaaah hutannya menarik banget! Ini mesti nge-camp atau bisa tektok 1 day trip ya, Kak? Mirip Rancaupas atau bagusan ini?

    Nice sharing btw :))
    www.iamandyna.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1 day trip aja, bisa ko, seharian asal stamina jempolan, area-areanya bisa ke ubek. klo ranca upas ibarat ngecamp nya, ini lebih ke trackingnya. kalo di sini serunya lebih banyak yang di tuju aja, sama aksesnya deket, karena dari pusat kota cuma melipir dikit. sok ah satronin haha.

      Delete

Team of Janevalla studio

cara membuat link pada gambar

Conspiracy enthusiast

cara membuat link pada gambar

Stupid sketcher

cara membuat link pada gambar

Instagram

Popular Posts

New concept. Powered by Blogger.

About me

My photo
Bandung, Jawa barat, Indonesia
Menjadi seseorang yang terjun di dunia kreatifitas, membuat saya selalu menggali sesuatu yang baru. melihat dari sudut pandang yang berbeda dan mencari sampai detail terkecil. . pria kelahiran generasi 90, pernah hidup dalam masa keemasan. mencintai keluarga dalam seluruh lapisan. . suka menulis dan membaca, sebagaimana di ajarkan ibu guru sd waktu dulu, seiring perkembangan zaman menjerumuskan diri di dunia desain, khususnya desain interior.

mobilizers