Sunday, June 11, 2017

Konsumtif adalah pelampiasan.

Kesal ?, marah ? atau malah kesepian. Habiskan uangmu, belanja, makan enak sepuasnya atau jalan-jalan kemana saja. Pemikiran itu kerap ada dalam diri sebagian orang. Ada rasa ingin mengalihkan atau mengobati, tapi ternyata pelampiasan itu tak jarang malah menambah masalah yang baru.
Banyak alasan, kenapa berprilaku konsumtif menjadi jalan utama untuk mengalihkan masalah, saya tidak pernah berpikir itu bisa menyelesaikan masalah. Mungkin efeknya seperti drugs atau alkohol, kesenangan sesaat yang ujungnya menambah masalah yang baru. Memang tidak di pungkiri ketika melakukan sebuah prilaku konsumtif, rasa senang itu akan timbul, seperti kembali pada fitrah kebutuhan ketika terpenuhi maka hasilnya adalah kepuasan. Dan mungkin kepuasan sementara ini yang menutupi keresahan atau masalah pada awalnya.

Saya ambil contoh ketika perilaku konsumtif terhadap suatu benda, misalnya saya membeli sebuah gadget keluaran paling baru, rasa puas menjadi salah satu orang yang memiliki gadget akan memberikan efek kepuasan sejenak. Setelah euphoria itu berlalu, maka masalah yang di hindari itu kembali menghampiri. Secara logika kesenangan memang di dapatkan, tetapi hanya sejenak.
Melalui makanan mungkin lebih sedikit berefek panjang, karena efeknya langsung di kaitkan dengan tubuh. Biasanya setelah kenyang, otak bisa sedikit berpikir jernih. Entah lah ada atau tidak hormon yang berpengaruh, saya tidak terlalu mengkaji bagian itu. Saya hanya ingin mengkajinya dari segi kebiasaan dan tingkah laku.

Ada sedikit nilai positif dari traveling, ini bisa menjernihkan suasana, dengan adanya jeda waktu untuk pergi dari rutinitas, setidaknya membuat pikiran lebih jernih, dan mungkin saja malah adanya pemikiran baik dalam mengatasi masalah yang di alami. Tapi kembali, jika ini berhubungan dengan prilaku konsumtif, maka tunggu saja efek domino itu akan berlanjut.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi tips jika prilaku ini kembali kambuh atau mulai menyerang.
Ketika di rundung masalah dan seperti ada hasrat untuk melampiaskannya terhadap perilaku konsumtif maka yang halus di lakukan adalah.

a.      Berfikir akibat yang di timbulkan.
"Penyesalan itu memang di akhir, kalau di awal ya pengumuman", begitu kata-kata yang sering saya dengar dari sekitar. Mungkin ketika kata-kata itu benar di telaah sekaligus di aplikasikan, sepertinya kita bisa lebih berpikir. Melihat lebih jauh dari efek yang akan di timbulkan, lebih bijak dalam mencermati nilai positif dan negatif. Percayalah sedikit meluangkan waktu untuk menarik nafas lalu membayangkan beberapa langkah ke depan itu tidak terlalu sulit.

b.      Membaca buku atau menonton video tentang buruknya berprilaku konsumtif.
Membaca buku ibarat mendengar nasihat yang di sampaikan secara sistematis dan sebaik mungkin, dengan trik-trik penulis dalam menyampaikan tetapi tidak menggurui, biasanya kita bisa lebih terbuka dalam berpikir, tetapi jika membaca buku itu adalah sesuatu yang lebih sulit daripada mendaki puncak Everest, setidaknya luangkan sedikit waktu untuk menonton video singkat. Tentang motivasi dan pengalaman. Video tersebut banyak bertebaran. Jika masalahnya sulit menemukan video tersebut. Youtube dan google sepertinya sukarela dalam membantu.

c.      Sharing dengan teman yang anti berprilaku konsumtif.
Punya teman yang kadang kita anggap menyebalkan ?. alasannya karena dia terlalu kaku, hidupnya seperti jadwal piket, begitu saja, tersusun rapih dan berulang-ulang. Nah ini kesempatan kita mencuri ilmu dari dia. Biasanya dia akan memberikan tips ajaibnya, meski kadang dengan nyinyir kita akan mencibir “ari maneh cageur ?” (kamu sehat ?). tapi percayalah tips aneh dan ajaib itu, di suatu hari akan menyelamatkan kita dari kekhilafan.

d.      Terjun ke masyarakat ekonomi lemah.
Terbiasa dengan lingkungan yang serba ada, lapar tinggal beli, bosan tinggal jalan. Sepertinya ini waktunya kita mengenal dunia yang selama ini hanya ada di balik kabut. Coba sedikit melihat ke bawah, jangan terlalu asik menengadah ke atas. Di bawah banyak sekali orang yang dengan uang yang kita anggap hanya berlaku untuk seporsi chicken marryland, maka untuk orang tersebut cukup memberi makan satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, adek, kakak beserta sisanya untuk kucing kampung kesayangan. Rasakan apa yang mereka punya, mereka punya yang biasanya kita lupakan, rasa bersyukur dan rasa selalu merasa cukup. Cukup dalam artian, Tuhan selalu memberikan rejeki yang cukup tiap hari. Sehingga mereka senantia bersyukur terhadap kekurangan.

e.      Ikut komunitas.
Komunitas anti konsumtif ?. boleh tuh. Silahkan wujudkan, siapa tahu bisa banyak memberikan manfaat untuk orang banyak. Tapi jika masih belum terwujud, jangan bimbang, gamang dan resah. Masih bertebaran komunitas yang berprinsip memberikan nilai positif sebanyak mungkin. Tidak terbatas apa kategorinya. Biasanya komunitas ini berorientasi terhadap tanggung jawab dan pengembangan diri. Komunitas yang bertujuan positif selalu mendidik dalam segala aspek. Ya salah satunya adalah bagaimana cara kita bertanggung jawab terhadap diri sendiri, begitu pula cara kita dalam memandang sebuah perilaku konsumtif.


Semoga tulisan yang penuh dengan dugaan dan doa ini bisa bermanfaat, semata-mata hanya ingin menyampaikan keresahan dan berharap, perilaku konsumtif dapat di lampiaskan ke dalam hal yang lebih positif. Terimakasih telah membaca. Salam dari semesta untuk kita di dalamnya.


Sunday, June 4, 2017

Lepas penat dengan pergi ke Teras Cikapundung.


Sekali lagi sang walikota Bandung yang dikenal kreatif dan sering bertegur sapa lewat media sosial ini, mempersembahkan sebuah kawasan wisata tengah kota. Yaitu Teras Cikapundung. Sudah lumayan lama  kawasan ini di bangun, tapi saya baru di kasih waktu untuk menengok tempat ini. Kalo lewat sih sering, tapi kalo harus dengan sengaja melipir untuk sedikit kepo sih baru sekarang.
Waktu itu hari minggu, lumayan rame. Niat foto-foto landscape sepertinya lumayan sulit, lagian datangnya kesiangan, jadi foto-foto saja seadanya. 

Menurut saya landscape nya keren. Khas banget Bapak walikota kita yang di kenal pula sebagai seorang Arsitek. Desain beberapa spotnya cukup berkonsep dan pastinya instagramable kata anak zaman sekarang mah.

Ada permainan kontur dan leveling, lalu permainan warna yang cukup memikat. Seperti jembatannya yang sengaja di kasih warna merah, sehingga benar-benar menjadi main interest. Bagi saya pergi kesini tidak hanya menikmati suasana, tapi cukup menikmati bagaimana desain ruang terbuka dari Teras Cikapundung ini.

Secara fasilitas ada semacam stage, lalu ada bench atau tempat duduk yang di susun tepat mengarah sungai yang membelah area Teras Cikapundung. Menyebrang melalui jembatan, maka akan menemukan kolam yang ternyata di berdayakan sebagai terapi ikan. Tempat ini cukup di minati oleh warga yang berkunjung. Sedikit turun ke bawah sungai, ada beberapa wahana air yang bisa di coba. Cukup menghibur dan tentunya murah meriah. Sepertinya sedikit pergi ke arah atas lagi akan menemukan warung-warung, buat perut yang belum sempat sarapan, bisa lah satronin ibu dan bapak penjual makanan. jangan takut dengan tiket masuknya. ini gratis ko, hanya di minta bayar parkir saja, itupun cuma Rp. 2000.


Berikut momen yang saya tangkap dari hasil kunjungan saya ke teras cikapundung.






Silahkan berkunjung, jangan lupa ajak teman, sodara, keluarga, pacar dan mantan. eeeh. untuk mantan resiko di tanggung sendiri karena bisa menyebabkan baper dan gangguan hubungan kedepannya. sorry untuk artikel kali ini tidak terlalu panjang, saaya ada beberapa kerjaan yang memaksa rodi lahir batin. saya akan tebus kekurangam artikel ini di tulisan selanjutnya.


Saturday, May 27, 2017

Artapela berlalu, Tahura pun di tuju.


Ini tulisan yang berawal dari kekecewaan, berniat refreshing sebelum menyambut Ramadhan, tetapi faktanya terbentur beberapa kendala. Bagi yang belum tahu Artapela itu apa ?. Artapela adalah sebuah gunung yang berada di kawasan daerah Kertasari berbatasan dengan kecamatan Pangalengan, Bandung Jawa Barat. Untuk ketinggiannya kurang lebih 2194 mdpl. Tapi jangan dulu mengomentari tentang ketinggiannya yang tidak setinggi gunung-gunung popular di jawa barat seperti gunung Gede pangrango, gunung Papandayan atau bahkan rival sekotanya gunung Puntang. 



Gunung Artapela menawarkan pesona berupa sunrise dan sunset yang dapat di nikmati dengan sekhidmat mungkin, lalu padang rumput dan ilalang yang cocok untuk menjadi latar selfie , bahkan di bawahnya terdapat sebuah danau yang bernama danau Aul. Lalu puncak gunung Artapela merupakan kawasan untuk berkemah. Sembari menikmati suasana alam dan obrolan-obrolan dengan teman sependakian, merupakan rencana yang tepat jika ingin sejenak melupakan rutinitas kota dengan sedikit melipir ke Artapela. Dan seperti pegunungan pada umumnya, suasananya begitu menyegarkan. Dan suasana ini begitu instagramable bagi temen-temen pecinta cekrek mencekrek alias popotoan. ^_^.

Sebetulnya tidak ada masalah dengan gunung Artapela, yang jadi masalah adalah saya gagal untuk ke sana. Sekali lagi saya gagal. Yah gagal. Sehingga review tentang Artapela di atas, saya dapatkan dengan googling dan sedikit interview dengan teman saya yang tinggal di Pangalengan. Jadi tulisannya berakhir nih ?. diih ga seru gini bray. Ya tentu nggak lah, seperti judulnya yang terpang-pang dengan gagah. Setelah beberapa hari saya galau, ( cieee cie galaaau ). Saya memutuskan mereschedule, intinya tempatnya harus Alam terbuka dan bonus kesegarannya, dekat dan tidak membutuhkan waktu yang lama secara ruang dan waktu, dan terakhir adalah budget yang seminimal mungkin karena hilal gajihan masih jauh di depan mata. gubraak.

Maka di putuskanlah Tahura, atau lebih lengkapnya Taman Hutan Raya Juanda, yang terletak di Dago. Mungkin sudah banyak yang familiar dengan tempat ini. Saya tidak akan merivew akses atau fasilitas apa saja yang terdapat di sini. Saya hanya ingin menceritakan apa yang saya lihat, rasa dan raba. Hemmm maksud saya raba, duh gimana yah ngejelasinnya . pokonya raba dalam artian positif.
Meluncur dengan pasukan julung-julung invasion, team ini adalah teman main sekaligus teman studio janevalla.com. sedikit saya jelaskan janevalla adalah studio yang bergerak di bidang desain interior dan arsitektur. Kami sepakat ketika kita bermain melepas stress , kita tidak menggunakan nama janevalla tetapi julung-julung invasion. Nama itu di dapatkan ketika kita jalan-jalan ke suatu tempat bernama pulau Peucang, nama itu spontan tercetus begitu saja. Dan ternyata cukup nyantol di hati. Tapi belakangan ini sempat terjadi perdebatan, julung-julung mana yang dapat mendaki gunung dan kelayapan di daratan. Tapi ya sudahlah terlanjur eksis itu nama. Sayang jika di kubur dan harus solawatan.


Kembali ke Tahura, Tahura waktu itu rame banget, dari bocah-bocah study tour sampe keluarga bahagia pecinta suasana segar. Kalo ingin menyepi seharusnya jangan di area dekat-dekat pintu masuk, jelas itu merupakan area keluarga. Maka kami memutuskan ke area paling jauh yang nantinya tembus ke Maribaya.

Ada banyak  cara untuk menikmati Tahura Juanda, ada yang lari-lari ala atlit di kejar setoran, ada komunitas sepedah yang saya lihat begitu riang gembira. Ada rombongan Jalan santai dengan canda tawa. Dan ada juga yang nyewa ojeg karena masalah stamina. Yah whatever, yang jelas semua begitu bahagia. Yah begitu juga dengan kami gerombolan julung-julung, harusnya kami berlima, tapi dikarenakan satu teman kami harus melaksanakan tugas mulia menemani ibu bapaknya. Maka kembalilah kami dalam squad minus one. Kami memutuskan menelusuri Tahura dengan jalan santai, hemmm maksudnya sangat santai dan sesekali menangkap momen dengan kamera yang kami bawa masing-masing. Memang temanya hari itu sambil olahraga sambil fotografi.

Nah ini beberapa momen yang berhasil saya abadikan.  Jalanan Tahura sebetulnya telah di kondisikan untuk tracking dan dilalui dengan nyaman, tetapi seiring waktu memang memerlukan beberapa perbaikan lagi, tetapi menurut saya itu bukan masalah. Semua bakal teralihkan dengan suasana Tahura yang segar. Percayalah hijau-hijau bakalan mengalihkan pandangan anda dari jalanan yang kurang rata.


Look at the detail, yah buat temen-temen yang suka fotografi, banyak objek yang bisa di tangkap. Bisa bunga yang seperi saya lakukan, atau beberapa detail menarik yang menurut saya selalu memberikan cerita tersendiri pada bagiannya.




Wohooooo ini menu wajib kita, penangkaran rusa, yah dikarenakan logo janevalla adalah kijang atau rusa maka setiap penangkaran berbau rusa kami bakal satronin, bagi kami mereka adalah makhluk sakral yang mewakili ideology dan filosopi kami hahahaha.




Yang suka landscape pasti terpuaskan, banyaaaaakkkkkk banget objek yang bisa di abadikan. Seperti jembatan, pepohonan, kombinasi Antara rumah dan landscape sekitar. Atau bahkan air terjun dan jembatan. Saya rasa Tahura lengkap membrikannya untuk temen-temen .






Dan terkahir berhati-hatilah terhadap warga lokal, nampaknya mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Dan mereka bisa saja menyerang kita yang terlihat lemah dan tidak berdaya hahahaha.



Sebetulnya masih banyak objek yang tidak saya abadikan, ada beberapa gua peninggalan sejarah, terus spot untuk hammock, lalu beberapa kawasan cantik yang di biasanya di pakai untu pasangan-pasangan menjelang halal alias prawed. Soalnya saya pikir banyak orang pada tulisan mereka menjelaskan tentang hal tersebut. Saya hanya ingin fokus menceritakan dari sudut pandang saya.

Begitulah perjalanan singkat seharian di Tahura, entah berapa KM yang kita sudah lewati. Yang jelas kaki lumayan lemas, tetapi kami merasa puas. Alam terbuka memberikan inspirasi dan ketenangan, buat saya pribadi sambil menikmati Tahura sambil mendengarkan lagu-lagu yang harmonis dari ipod saya, makin membuat jatuh cinta dan menikmati alam.

Yang paling saya suka dari perjalanan ini, semakin meyakinkan saya. Ketika semuanya menjadi runyam maka jawabannya kembalilah pada Alam dan Tuhan. Maka setidaknya kita akan mendapatkan ketenangan. Tidak hanya secara psikis tetapi secara moral dan emosional.
Okay guys sekian tulisan saya tentang Tahura yang awalnya berasal dari kekecewaan dan keresahan.
Keep the place clean when you visit, and see u again at the next journey.




Sunday, May 21, 2017

Cerpen : Alasan untuk pergi.




Puluhan pertanyaan berusaha menghujamku, aku hanya terdiam, bibirku terkunci rapat-rapat. Otaku seakan berhenti sejenak kemudian mencoba kembali bergerak sebagaimana mestinya. Suara-suara sekitar seakan menyembunyikan artikulasi. Hanya hening dan buram yang menyertai.
Aku tak pernah bisa menjawab semua pertanyaannya , aku hanya bisa dengan diam meninggalkannya. Meninggalkan dia yang akhirnya terduduk lemah. Menenggelamkan mukanya dalam himpitan kedua tangannya yang di iringi dengan air mata.

Apakah aku salah ?. jelas iyah atau mungkin. Aku tak pernah bisa berbicara banyak, tidak, aku tidak bisu. Aku hanya bodoh dalam merangkai kata secara verbal. Kalimat yang keluar kadang beriringan dengan emosi dan kebodohan. Dan demi menekan segala kebodohan yang lainnya aku putuskan untuk hanya diam dan memilih bungkam.

Aku hanya bisa mencurahkannya dalam tulisan, setidaknya kata yang tertulis bisa aku baca dan aku ganti ketika aku merasa tidak cocok dengan isinya. Mungkin terlihat bodoh dan pecundang. Tapi aku harap ada sisi keromantisan dalam bau kertas dan kalimat-kalimat yang di tata sedemikian rupa.

Untuk Asti, 
Maaf aku hanya bisa pergi dan membiarkanmu dengan jutaan pertanyaan dan kemarahan.
Maafkan aku yang tak banyak bicara dalam menanggapi semua ucapanmu.
Dan seharusnya kamu tahu, setelah hari itu, aku tak mau menyakitimu lagi dengan kata-kata.
Dan sekarang biarkanlah aku berbicara lewat tinta dan tulisan.
Ketika kamu mengatakan ini adalah akhir, dan tidak pernah ada alasan untuk mempertahankan ini semua. Aku malah sebaliknya.

Aku malah tidak pernah menemukan alasan untuk pergi, selalu saja ada jawaban.
Aku harap ini bukan sebuah bentuk pertahanan dari ego.
Aku harap ini adalah pertahanan terakhir dari alam bawah sadarku untuk mempertahankan semua ini.

Kamu berkata semua sudah menjadi hambar, terlalu banyak sakit hati dan terlalu sering kata-kata buruk menghantui. Aku kembali minta maaf untuk semuanya, semua ucapan yang menyakitimu. Aku tak punya teori pembenaran apapun. Aku hanya bisa duduk dalam diam dan kembali menyesali. Aku harap doaku akan kembali menyembuhkanmu. Aku hanya bergantung kepada kuasa Tuhan dan segala mekjizatnya. Dan bila hati itu di izinkan untuk menjadi benih baru. Aku bersedia menjaga dalam siang dan malam, dalam tandus atau derai hujan. Atau bahkan dalam semua keadaan yang masih di pertanyakan.

Kau suruh aku kembali mencari penggantimu, aku hanya diam dan mengingat, sejujurnya kau seudah curang Asti. Pada setiap wanita yang ku temui, selalu ada namamu tersemat dalam setiap nama mereka. Selalu ada senyuman yang begitu lekat di hari-hariku yang lebih manis dari senyum mereka. Kau terlanjur menyentuh hatiku begitu dalam, sehingga siapapun yang masuk tak akan pernah menyentuh dasar hatiku. Kau curang asti. Kecurangan yang begitu aku sukai. Dan selalu aku nikmati. Hingga aku memang tak sanggup pergi.

Terlalu banyak yang kau perjuangkan untuku, kesabaranmu, erat rangkulanmu, dan besarnya harapanmu. Aku tahu kau sekuat apa asti. Dan itu bukan alasan untuk aku menjadi lemah dan pergi. Aku tak ingin merangkul seseorang yang hanya berada pada tujuan akhir, tapi aku selalu ingin berdampingan dengan seseorang yang selalu aku pegang erat tangannya sepanjang jalan menuju akhir.

Dan sekali lagi aku tak pernah menemukan alasan untuk tak merindukanmu, rindu yang menghembuskan sejarah dan cerita, rindu yang selalu membawa pelukan dan mimpi-mimpi. Dan rindu yang berharap pada segala pertanyaan yang tidak pernah membutuhkan alasan.
Sekali lagi maafkan aku, aku takan pernah dan taakan bisa menemukan alasan untuk pergi darimu.
Maafkan aku beserta segala keegoisanku.
Dari aku yang tidak pernah menemukan alasan untuk pergi

Anjar.

Di ujung sana, Asti menatap lekat-lekat tulisan itu, ada gemuruh dalam hatinya, ada pesan yang ingin ia sampaikan, dan kembali ada tetesan air mata membasahi surat itu. Dan mungkin ada rasa yang kembali tergugah.




Sunday, May 14, 2017

Mari mendesain "Hal yang perlu di lakukan sebelum memasuki proses mendesain."



Memasuki proses mendesain sebetulnya merupakan proses yang paling asik, dimana kreatifitas bakalan di tuangkan semaksimal mungkin . Bagaimana Saya dengan bebas menumpahkan inspirasi. Tapi sebelum memasuki proses ini ada beberapa hal yang mesti di lalui.  Saya akan memplot ini pada ranah proyek, contohnya proyek interior sebuah rumah.

Sebetulnya jika memasuki proyek rumah, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, karena di dalam sebuah rumah selalu terdapat berbagai macam aktifitas, dan ini sangat berpengaruh terhadap fasilitas dan suasana seperti apa yang akan di hadirkan pada rumah tersebut.

Proses wawancara

Proses ini bertujuan menggali informasi sedalam mungkin, dari mulai hal sensitif seperti budget sampai hal teknis, interior rumah seperti apa yang akan di buat.
Metode dalam wawancara ini bisa bersifat secara langsung atau di gali secara tidak langsung berupa percakapan yang bersifat santai buka pertanyaan per point.
Contohnya seperti ini, jika saya melakukan wawancara secara langsung, maka dengan sangat gamblang saya akan bertanya, rumah seperti apa?, ingin warna apa?, ingin penggunaan material apa ?. Cara seperti ini sebenarnya bersifat kaku. Dan akan membuat sebuah pembicaraan yang formal dan terkesan kurang akrab.

Berbeda ketika saya mewawancarai dengan cara yang lebih santai. Biasanya di awali dengan beberapa percakapan yang membangun suasana akrab, dan pertanyaan tidak bersifat langsung menuju pokok, ada beberapa jeda antara satu pertanyaan dengan pertanyaann yang lainnya.
Kelebihan dari wawancara ini, terkadang saya menggali data yang kadang tidak terduga. Dan itu bisa saja menjadi data kunci ketika dalam proses mendesain.

Proses pengukuran
Proses pengukuran terkadang berbarengan dengan proses wawancara, tapi itu juga tergantung dengan luasan proyek. Jika proyek mempunyai luasan yang cukup besar, sebaiknya dilakukan terpisah dengan proses wawancara.

Sebaiknya melakukan proses pengukuran dari pagi, jika memungkinkan. Biasanya mengukur itu lebih enak di lakukan dua orang. Satu orang bertugas sebagai orang yang membuat sketsa dan mencatat ukuran, dan satu orang lagi melakukan pengukuran site. Itu membuat semua lebih efektif dan cepat. Jika ingin mengukur luasan yang lumayan besar, lebih enak menggunakan meteran digital. Tetapi jika sudah menyangkut detail, maka meteran manual menunjukan kegunaannya.

Proses pengukuran awal di fungsikan untuk desainer dalam pembuatan gambar desain. Terkadang ukuran ini masih bersifat sementara dan akan di sesuaikan lagi dengan pengukuran untuk pelaksanaan. Dan pada pengukuran berikutnya lebih enak jika langsung membawa tukang yang akan mengerjakan. Sehingga detail di lapangan akan di sesuaikan untuk tukang mengerjakan desain di workshop.

Pembuatan konsep
Setelah data terkumpul, maka proses selanjutnya adalah penyusunan konsep. Konsep ini telah memasuki tahap perencanaan.
Perencanaannya berupa :
a.      Pemilihan tema dan gaya
b.      Pengolahan data aktifitas dan fasilitas
c.      Pemilihan bentuk
d.      Pemilihan warna
e.      Pemilihan material
f.       Penyesuaian Image chart
g.      Timeline proses desain dan pelaksanaan (bila proyek sepakat dengan pelaksanaan )
Semua poin di atas memiliki penjelasan yang cukup detail, semoga di tulisan selanjutnya saya bisa lebih menjelaskan secara detail proses pembuatan konsep.

Tambahan
Setelah proses pembuatan konsep, tahap selanjutnya lebih ke arah asistensi. Dimana komunikasi dengan klien harus terjalin dengan baik. Mulai di jelaskan juga sistem yang akan di gunakan, dari revisi desain, fee desain dan kalau sampai ke tahap pelaksanaan. Perlu adanya estimasi biaya yang akan di susun dalam bentuk RAB (rancangan anggaran biaya ). 


x

Saturday, May 6, 2017

Rindu untuk tidak tahu.



Pintar, berwawasan luas dan menjadi serba tahu, pandangan orang biasanya begitu berbinar di iringi berbagai tanya dan opini. Sesaat begitu ingin berada di posisi orang seperti itu, aku berpikir begitu hebat, bisa menyelesaikan berbagai persoalan dengan wawasannya, bahkan menjadi ujung tombak ketika berada dalam posisi terjepit. Tapi tunggu apa betul menjadi orang yang serba tahu selalu menjadi yang terbaik ?.

Pertanyaan itu beriring dengan pemikiran yang lainya. Beradu persepsi, tetapi hasilnya malah memunculkan sebuah kalimat. "Aku rindu untuk tidak tahu." Kadang ketidaktahuan malah menempatkan pada posisi yang lebih baik, menyerempet ke arah legowo . Dalam beberapa aspek, aku rindu menjadi orang yang tidak tahu. Dalam ranah pekerjaan misalnya, ketika aku menjadi orang yang tidak tahu cara mendesain dengan teknik dan acuan yang segambreng itu. Aku kerap sering berlari dengan imajenasi, saling berkejaran melupakan tata cara dan sebagainya. Membuat karya yang begitu aku. Berdiri pada posisi paling ego dalam berkarya dan akhirnya  melahirkan karya atas dasar kepuasan.

Berbeda ketika semua harus pada kotak yang bernama permintaan, meladeni ini dan itu, belum lagi masalah teknik yang di gunakan. Sampai pada akhirnya untung rugi yang menjadi soal.
Belum lagi menjadi orang yang tahu, akan memaksa ego untuk menunjukan, seperti ada rasa “karena aku tahu, seharusnya di utarakan.” Padahal memberikan jeda untuk orang lain begitu indah. Seperti pandai memainkan ritme.  Dan begitulah kerinduan untuk tidak tahu berlanjut.


Selanjutnya menyerempet pada sebuah hubungan. Dulu kita begitu tidak tahu ini akan di bawa kemana, hanya batas samar dan angan yang membuat kita menciptakan imajenasi tentang sebuah ruang lingkup rumah tangga. Tujuan itu begitu manis, tidak banyak paksaan, hanya kepercayaan yang selalu menjaganya. Tapi ketika garis tegas dalam kata itu menjadi jelas, semua di arahkan bahkan di tentukan. Ada sebuah tekanan, ada sebuah perasaan untuk berlomba akan kesana. Aku merasa seperti pelari marathon yang di kejar warga karena di tuduh maling celana tetangga. Kejarannya semakin buas dan beringas, padahal nyatanya aku berada pada track lari yang benar.

Kenapa ketika aku tahu jalanan ini semakin terarah, aku semakin merasa sulit, jalanan yang seharusnya di lalui dengan senyuman malah menjadi celah untuk saling beradu ego. Kembali terselip kata. “Seandainya aku tidak tahu, mungkin ini akan lebih baik.”

Kadang tidak tahu menjadi pengobat dari rasa yang menekan. Seolah mengosongkan pikiran. Tapi semua menjadi berubah seiring waktu. Waktu seolah menjejali dengan berbagai pengetahuan, memaksa memenuhi pikiran dengan materi yang di butuhkan kehidupan. Mungkin berharap untuk tidak tahu itu sulit. Atau mungkin masih ada cara dalam mengakalinya, dengan pura-pura tidak tahu. Sebuah pura-pura yang elegan, sebuah pura-pura yang di dasari rasa ingin menghargai, sebuah pura-pura atas dasar untuk lebih baik. Selebihnya akan merasakan kerinduan. Sebuah kerinduan untuk tidak tahu saja.


Semacam Rindu

Rindu itu sebenarnya perasaan ego yang romantis. Ingin yang tidak terbalas dan harapan yang berusaha untuk lepas.

Kadang rindu datang di iringi sesal, ada pada iming-iming seharusnya. Atau tumbuh pada suasana yang tidak teduga, atau gugur pada saat-saat yang tak semestinya.

Tapi rindu juga begitu lucu, kadang tersemat Cuma pada bau badanmu, atau membaur dalam mimpi.
Bahkan malah menempel pada hangat nafasmu ketika dekat aku.

Walau sebenarnya terkadang rindu berbarengan dengan musibah. Semacam wabah tidak jelas dan mengobrak-ngabrik perasaan yang pernah tumbuh subur dalam ladang atas nama kita.






Friday, April 28, 2017

Tips mendesain Apartemen bertipe Studio.


Kali ini saya ingin sedikit membagi ilmu yang tidak seberapa ini. Semoga ilmu yang tidak seberapa kalo di bagi-bagi menjadi beberapa. Dan sesuai kaidah ilmu, bisa bermanfaat dan terus mengalir.

Tidak jauh dari bidang kerja saya. Saya akan memberikan sedikit tips tentang mendesain apartemen bertipe studio. Sebenarnya ini bisa juga di terapkan pada ruangan kamar biasa yang tidak terlalu luas.

Sedikit membahas tentang apartemen bertipe studio. Studio merupakan sebuah tipe yang biasanya terdapat pada sebuah apartemen. Selain tipe studio ada juga tipe one bedroom, two bedroom,
Three bedroom dan special type.

Yang membedakan, jelas pada ukuran dan jumlah kamar tidur, untuk studio sendiri berkisar
Antara 25m2 – 35m2  tapi bisa juga lebih atau kurang, tergantung developer dari apartemen tersebut. Biasanya semakin mewah apartemen, tipe studio semakin luas atau semakin bagus eksisting bangunannya.

Secara layouting atau denah pada eksisting pembagian tipe studio terdiri dari area kitchen dan toilet
lalu kamar yang biasanya bersatu dengan area lainnya, dan di tepi selalu terdapat balkon.
Sebenarnya bentuk ini sangat familiar, yups betul sekali mirip rumah kontrakan bahkan kosan, hanya di berikan embel-embel apartemen, sehingga semuanya terlihat lebih wah. Hehe


Dengan ruangan yang sangat sempit dan terbatas, maka diperlukan sentuha khusus untuk untuk membuatnya lebih maksimal, sebelum masuk pada tips, saya akan sedikit menjelaskan tentang basic dari interior design. Ada sebuah pakem yang biasanya kita pegang sebagai desainer interior. Yaitu memisahkan Antara ego desainer dengan permasalahan desain yang di hadapi. 

Semisalnya saya mendapat sebuah kasus desain yang mengharuskan bertemakan klasik, tapi di karenakan saya tidak suka maka saya memaksakan untuk masuk tema industrial yang menjadi tema kesukaan saya. Dan kalo sudah seperti itu saya mencoreng ke profesionalan saya.


Lanjut ke tahap berikutnya, saya harus bisa memisahkan antara keinginan dan kebutuhan klien. Sebisa mungkin mengedepankan kebutuhan, selanjutnya di padukan dengan keinginan sehingga terciptanya harmonisasi pada desain. Terciptanya desain yang efisien serta memuaskan klien, tentu menjadi tujuan utama dalam setiap proyek.

Baiklah masuk pada menu utama yaitu tips. 

          Pemilihan Tema.


Sebelum masuk dalam bentuk, warna, aksesoris, dekoratif dll. Alangkah lebih baiknya  kita punya tema dahulu, mau seperti apa, atau mau di bagaimanakan ruangan yang kita punya. Jika kita tidak mengalokasikan dana untuk meng hire seorang Desianer interior. Maka sering-seringlah melihat image reference. Sepertinya sekarang begitu banyak inspirasi dari beberapa website, seperti pinterest. Disana banyal sekali inspirasi. Tapi hati-hati jangan terjebak. Melihat banyak desain yang menarik jadi ingin semuanya di terapkan pada ruangan.

Cukup ambil satu tema besar, maka selanjutnya bisa di kembangkan. Sedikit saran, di karenakan studio merupakan ukuran paling kecil di apartemen, maka ambil tema atau gaya desain ke arah modern, bila anda telanjur suka desain klasik, maka terapkanlah sebagai aksen. Desain yang rumit dan di terapkan pada area yang kecil hanya akan membuat penghuninya menjadi sering lelah dan akhirnya kurang nyaman.

         Pemilihan bentuk.



Tahap selanjutnya masuk pada tahap bentuk. Semua bentuk bisa menjadi bagus jika di terapkan tepat pada tempatnya. Biasanya dalam pemilihan bentuk saya sering menerapkan bentuk yang ringan dan tipis. Ini cukup mengakali komposisi ruang. Menyebabkan ruang tidak  terlihat pengap dan sempit. Kembali lagi jika anda tidak membuat desain secara custome, maka pemilihan utamanya adalah lebih banyak memasukan bentuk ringan dalam beberapa furniture.

Pemilihan Material.



Material sebenarnya terbagi dua, material dasar atau raw material dengan finishing. Material dasar adalah struktur yang membangun furniture tersebut, maka  finishing adalah bagian terluar, seperti HPL, cat dan upholstery, mungkin di kesempatan berikutnya saya sedikit menjelaskan material pada furniture.

Material yang di pakai tergantung tema yang di ambil. Secara garis besar padukanlah dengan benar. Contohnya mengambil material serat kayu, jangan terlalu banyak mengambil serat kayu yang berbeda. Cukup ambil satu jenis serat kayu yang di padukan dengan solid colour.


      Pemilihan warna.


Warna adalah hak khusus bagi klien, biasanya mereka sudah mempunyai warna favorit. Maka biasanya saya mengakalinya dengan aksen. Seandainya warna klien merupakan warna yang mencolok, maka saya akali dengan memasukannya hanya pada unsur dekoratif item atau sebagai aksen salah satu dinding. Tone warna pada apartemen studio saya lebih menyarankan pakailah warna yang soft. Ini membuat ruangan juga terlihat lebih luas dan tidak terlalu ngejreng dan membuat pusing.

      Pemakaian cermin dan gloss finishing.


Hampir semua orang tahu, pemakaian cermin merupakan solusi utama untuk mengakali ruang yang sempit. Pada apartemen studio biasanya saya memakain cermin pada full pintu wardrobe atau lemari, fungsinya sebagai kamuflase ruang dan posisi yang tepat dalam bercermin.

Lalu posisi selanjutnya biasanya saya pakai di backdrop, atau belakang dari bedset. Dan pernah juga di meja area makan. Lalu gloss finishing juga mempunyai kesan dalam memperlebar ruang, entah secara sikologi atau apa, jika melihat sebuah pantulan, rasanya lebih luas.

      Pemilihan dekoratif item.


Untuk dekoratif item, pilihlah yang masih senada dengan tema, jika anda menata ruang dengan tema garden. Carilah pot tanaman artifisial yang tidak terlalu besar, tetapi mempercantik ruang.
Atau tambahkan frame foto atau lukisan yang masih senada tone colournya. Semua itu bisa di padukan dengan sering melihat image reference.

     Pencahayaan.



Untuk menambah nilai estetis, gunakanlah lampu spotlight yang menyorot pada area yang ingin di ekspose, ini bisa menambahkan nuansa dramatik dan biasanya cukup berhasil membuat apartemen terlihat lebih mewah.

Okay sedikit yang bisa saya bagi, sebenarnya secara teknik masih banyak yang harus di kaji, tetapi jika ingin berkreasi dan berkarya, jangan jadikan semua itu menjadi batasan. Berkaryalah dengan hati dan selalu selipkan kebahagian dalam semua karya.

Jika ada yang mau berdiskusi desain mengenai tema di atas, atau bahkan lainnya, silahkan share di komen, siapa tau ke depannya menyerempet ke ranah proyek hehe. Oh satu lagi jika ada yang mau bertanya seputar tips interior desain. Silahkan bebas untuk bertanya bagi semua temen bloger, khususnya Temen-temen 1 minggu 1 cerita ^_^.




Friday, April 21, 2017

Fotografi, Puisi dan Zona nyaman.



Berbicara tentang fotografi selalu berhubungan dengan cahaya, berbicara tentang puisi selalu berurusan dengan pemilihan kata dan rasa, lalu zona nyaman selalu ada di dalamnya.

Mengenal fotografi ketika tahun 2007, masih dalam balutan putih abu. Tak pernah memperdulikan diafragma, Shuter speed, iso dll. Tapi semua soal rasa. Bagaimana ketika melihat hasil jepretan penilaian selalu berakhir di senyuman. Maka nilainya  adalah memuasakna. Satu poin sudah tercatat di papan score.

Ketika memahami tentang tata cara dan berbagai teknik yang di pakai, kadang malah menutupi rasa. Terlalu kental dengan teknik, semua yang sederhana malah menjadi jelimet. Dan penilaian ini sekarang tak semudah seperti dulu. Semenjak saat itu saya sedikit meninggalkan fotografi. Hanya sesekali senang mengabadikan sesuatu yang indah dengan jepretan dari kamera sekenanya dan alakadarnya.

Berbeda dengan puisi, mengetahui puisi dari mendengarkankan ibu guru di bangku SD. Di jejali berbagai teknik terlebih dahulu, berkembang sejalan dengan masa pendidikan, semakin di ceritakan teknik dan sejarah tentang puisi, tapi nyatanya puisi saya di asah ketika saya terbentur yang namanya cinta.

Mendadak menjadi sastrawan yang di mabuk asmara, tulisan indah mengalir begitu saja. Saya akui itu luar biasa pada zamannya, tapi jika di telaah sekarang iyuuuuuuuuuuuuh saya di buatnya. Sambil mencaci diri sendiri “gila ini amak benar-benar di mabuk asmara”.

Berbeda dengan fotografi. Semakin tahu teknik, malah saya semakin tidak peduli, malah lebih senang mengikuti kata hari, memvisualkan perasaan lewat tulisan. Menyatakan hitam dalam balutan yang berbeda. Memoles suasana dan membuatnya menjadi perayaan atau pesta. Lebih meriah dan menjadi sesuatu di dalamnya. Tapi entah karena apa di suatu hari saya berhenti menyaring kata-kata untuk di suling menjadi puisi. Tidak ada metafora atau diksi di hari-hari saya. Dan hari saya hanya mengalir secara kontekstual dan baku.

Barulah di sauatu hari saya menyadari selalu ada rasa dalam jepretan saya, gambar yang terekam dalam mata lensa, selalu ada makna yang lebih. Seperti saya ingin berdialog dengan sesuatu. Dan dialog saya begitu tidak biasa. Dan di sanalah peran puisi untuk menyampaikannya. Mata lensa yang berkalaborasi dengan metafora, lalu bukaan cahaya dengan pemilihan kata. Semua melebur dalam satu rasa. Fotografi puisi.

Yah mirip-miriplah dengan rangga dalam AADC yang katanya sedang membuat buku fotografi dan puisi, tapi belum juga kelar, teryata di luar film bukunya kelar juga. Tapi di selesaikan oleh Aan Mansyur sebagai penulis puisi dan Moh Riza sebagai fotografer. Yang menarik di sini, Aan Mansyur mencoba menulis puisi dari sudut pandang Rangga, menjadi Rangga dengan New yorknya. Menjadi Rangga yang membenamkan cinta dalam perasaan paling dalam. Bukunya cukup menarik , menjadi salah satu koleksi di rak buku saya. Di salah satu platform, mungkin ada yang mengenal goodreads, dalam  kolom review bukunya  yang berjudul Tidak ada new york hari ini, saya menyelipkan sebuah komentar.



Saya juga belum terlalu mendalami, apakah gaya Fotografi puisi benar-benar menjadi sebuah aliran yang baru. Dan resmi menjadi salah satu gaya berpuisi. Mungkin ada teman-teman yang punya informasi lebih. Silahkan berbagi di kolom komentar. Sedikit browsing ternyata ada, dan salah satu tokoh fotografi puisi yaitu Arik S Wartono. Masih dalam proses mengumpulkan  data, saya akan coba cari-cari lagi berbagai referensi untuk membantu saya mengembangkan fotografi puisi.

Lalu apa hubungan dengan zona nyaman ?. Yah zona nyaman itu bagi saya fase dalam mengembangkan fotografi puisi. Saya terjebak dalam zona nyaman untuk tidak menyentuh fotografi. Terlalu malas untuk di pengaruhi teknik khusus, saya malah nyaman untuk tidak memperdulikannya lagi. Begitu pula puisi, saya nyaman untuk tidak mengutak-ngatik bahasa kembali, terlalu arogan untuk mengesampingkan keresahan yang sebenarnya tidak terbendung dan ingin di utarakan dalam keindahan bahasa. Dan saya terlalu nyaman untuk biasa saja.


Selebihnya sekarang saya kembali menyentuh kamera yang dulu pernah saya tinggalkan, kembali mau mengutak ngatik angka dalam kamera, lalu kembali berani merenung untuk memikirkan seperti apa puisi ini jadinya. Semua mengalir tetapi ada tujuan, ada keinginan dan ada penolakan terjebak zona nyaman yang terlalu nyaman.



Bandar udara dan kita

Bandara udara ini. Ruang lepas landas segala ego. Titik rendah samar-samar yang mulai memudar.
Suasana berbau keramaian. Decitan ban troli yang mengangkut setumpuk koper. Entah menuju pulang atau pergi.

Ada aku yang duduk pura-pura tenang.
Mendung menjamu kota kita. Rintik seolah menggoda.
Ku tunggu kau di pintu kedatangan.

Sejujurnya bukan kau yang aku tunggu.
Tapi masa lalu kita yang merangkap dengan masa depan.

Kita secara sadar mengesampingkan.


Kita secara bodoh mengasingkan bahkan pura pura lupa.
Kemana kisah ini akan bermuara.
Tiba pada titik pendaratan, atau kembali terbang tanpa tujuan

Rindu

Kau menghilang di makan keramaian kota.
Aku menghilang di sudut belantara.
Kita menghilang di telan suasana.
Aku terjatuh, tersandung cerita kemarin.

Yang lebih patah itu hati.
 Berdarah-darah tapi tak berwarna.
Ku cium bayanganmu dalam lamunanku. 
Tapi di buyarkan suasana.Pagi buta dan lalu lintas kota. 
Selalu ada dalam kisah dan cerita..

Ada aku di dalam setiap kesedihan kota.
Ada kita yang berlaga kuat tetapi nyatanya mengiba.
Ada rindu di gerbang yang selalu kau buka. 


Ada rindu di bau harum kibasan kerudungmu.
Ada rindu yang terselip dalam nama panjangmu.



Team of Janevalla studio

cara membuat link pada gambar

Conspiracy enthusiast

cara membuat link pada gambar

Stupid sketcher

cara membuat link pada gambar

Instagram

Popular Posts

New concept. Powered by Blogger.

About me

My photo
Bandung, Jawa barat, Indonesia
Menjadi seseorang yang terjun di dunia kreatifitas, membuat saya selalu menggali sesuatu yang baru. melihat dari sudut pandang yang berbeda dan mencari sampai detail terkecil. . pria kelahiran generasi 90, pernah hidup dalam masa keemasan. mencintai keluarga dalam seluruh lapisan. . suka menulis dan membaca, sebagaimana di ajarkan ibu guru sd waktu dulu, seiring perkembangan zaman menjerumuskan diri di dunia desain, khususnya desain interior.

mobilizers