Artapela berlalu, Tahura pun di tuju.
Ini tulisan yang berawal dari kekecewaan, berniat refreshing
sebelum menyambut Ramadhan, tetapi faktanya terbentur beberapa kendala. Bagi yang
belum tahu Artapela itu apa ?. Artapela adalah sebuah gunung yang berada di kawasan
daerah Kertasari berbatasan dengan kecamatan Pangalengan, Bandung Jawa Barat. Untuk ketinggiannya
kurang lebih 2194 mdpl. Tapi jangan dulu mengomentari tentang ketinggiannya
yang tidak setinggi gunung-gunung popular di jawa barat seperti gunung Gede
pangrango, gunung Papandayan atau bahkan rival sekotanya gunung Puntang.
Gunung Artapela menawarkan pesona berupa sunrise dan sunset
yang dapat di nikmati dengan sekhidmat mungkin, lalu padang rumput dan ilalang
yang cocok untuk menjadi latar selfie , bahkan di bawahnya terdapat sebuah
danau yang bernama danau Aul. Lalu puncak gunung Artapela merupakan kawasan
untuk berkemah. Sembari menikmati suasana alam dan obrolan-obrolan dengan teman
sependakian, merupakan rencana yang tepat jika ingin sejenak melupakan
rutinitas kota dengan sedikit melipir ke Artapela. Dan seperti pegunungan pada
umumnya, suasananya begitu menyegarkan. Dan suasana ini begitu instagramable
bagi temen-temen pecinta cekrek mencekrek alias popotoan. ^_^.
Sebetulnya tidak ada masalah dengan gunung Artapela, yang
jadi masalah adalah saya gagal untuk ke sana. Sekali lagi saya gagal. Yah gagal.
Sehingga review tentang Artapela di atas, saya dapatkan dengan googling dan
sedikit interview dengan teman saya yang tinggal di Pangalengan. Jadi tulisannya
berakhir nih ?. diih ga seru gini bray. Ya tentu nggak lah, seperti judulnya
yang terpang-pang dengan gagah. Setelah beberapa hari saya galau, ( cieee cie
galaaau ). Saya memutuskan mereschedule, intinya tempatnya harus Alam terbuka
dan bonus kesegarannya, dekat dan tidak membutuhkan waktu yang lama secara
ruang dan waktu, dan terakhir adalah budget yang seminimal mungkin karena hilal
gajihan masih jauh di depan mata. gubraak.
Maka di putuskanlah Tahura, atau lebih lengkapnya Taman
Hutan Raya Juanda, yang terletak di Dago. Mungkin sudah banyak yang familiar dengan
tempat ini. Saya tidak akan merivew akses atau fasilitas apa saja yang terdapat
di sini. Saya hanya ingin menceritakan apa yang saya lihat, rasa dan raba. Hemmm
maksud saya raba, duh gimana yah ngejelasinnya . pokonya raba dalam artian
positif.
Meluncur dengan pasukan julung-julung invasion, team ini
adalah teman main sekaligus teman studio janevalla.com. sedikit saya jelaskan
janevalla adalah studio yang bergerak di bidang desain interior dan arsitektur.
Kami sepakat ketika kita bermain melepas stress , kita tidak menggunakan nama
janevalla tetapi julung-julung invasion. Nama itu di dapatkan ketika kita
jalan-jalan ke suatu tempat bernama pulau Peucang, nama itu spontan tercetus
begitu saja. Dan ternyata cukup nyantol di hati. Tapi belakangan ini sempat
terjadi perdebatan, julung-julung mana yang dapat mendaki gunung dan kelayapan
di daratan. Tapi ya sudahlah terlanjur eksis itu nama. Sayang jika di kubur dan
harus solawatan.
Kembali ke Tahura, Tahura waktu itu rame banget, dari
bocah-bocah study tour sampe keluarga bahagia pecinta suasana segar. Kalo ingin
menyepi seharusnya jangan di area dekat-dekat pintu masuk, jelas itu merupakan area keluarga. Maka kami memutuskan ke area paling jauh yang nantinya tembus ke
Maribaya.
Ada banyak cara untuk
menikmati Tahura Juanda, ada yang lari-lari ala atlit di kejar setoran, ada
komunitas sepedah yang saya lihat begitu riang gembira. Ada rombongan Jalan
santai dengan canda tawa. Dan ada juga yang nyewa ojeg karena masalah stamina. Yah
whatever, yang jelas semua begitu bahagia. Yah begitu juga dengan kami
gerombolan julung-julung, harusnya kami berlima, tapi dikarenakan satu teman
kami harus melaksanakan tugas mulia menemani ibu bapaknya. Maka kembalilah kami
dalam squad minus one. Kami memutuskan menelusuri Tahura dengan jalan santai,
hemmm maksudnya sangat santai dan sesekali menangkap momen dengan kamera yang
kami bawa masing-masing. Memang temanya hari itu sambil olahraga sambil
fotografi.
Nah ini beberapa momen yang berhasil saya abadikan. Jalanan Tahura sebetulnya telah di kondisikan untuk tracking
dan dilalui dengan nyaman, tetapi seiring waktu memang memerlukan beberapa
perbaikan lagi, tetapi menurut saya itu bukan masalah. Semua bakal teralihkan
dengan suasana Tahura yang segar. Percayalah hijau-hijau bakalan mengalihkan
pandangan anda dari jalanan yang kurang rata.
Look at the detail,
yah buat temen-temen yang suka fotografi, banyak objek yang bisa di tangkap. Bisa
bunga yang seperi saya lakukan, atau beberapa detail menarik yang menurut saya
selalu memberikan cerita tersendiri pada bagiannya.
Wohooooo ini menu wajib kita, penangkaran rusa, yah
dikarenakan logo janevalla adalah kijang atau rusa maka setiap penangkaran
berbau rusa kami bakal satronin, bagi kami mereka adalah makhluk sakral yang
mewakili ideology dan filosopi kami hahahaha.
Yang suka landscape pasti terpuaskan, banyaaaaakkkkkk banget
objek yang bisa di abadikan. Seperti jembatan, pepohonan, kombinasi Antara rumah
dan landscape sekitar. Atau bahkan air terjun dan jembatan. Saya rasa Tahura
lengkap membrikannya untuk temen-temen .
Dan terkahir berhati-hatilah terhadap warga lokal,
nampaknya mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Dan mereka bisa saja
menyerang kita yang terlihat lemah dan tidak berdaya hahahaha.
Sebetulnya masih banyak objek yang tidak saya abadikan, ada
beberapa gua peninggalan sejarah, terus spot untuk hammock, lalu beberapa
kawasan cantik yang di biasanya di pakai untu pasangan-pasangan menjelang halal
alias prawed. Soalnya saya pikir banyak orang pada tulisan mereka menjelaskan
tentang hal tersebut. Saya hanya ingin fokus menceritakan dari sudut pandang
saya.
Begitulah perjalanan singkat seharian di Tahura, entah
berapa KM yang kita sudah lewati. Yang jelas kaki lumayan lemas, tetapi kami
merasa puas. Alam terbuka memberikan inspirasi dan ketenangan, buat saya
pribadi sambil menikmati Tahura sambil mendengarkan lagu-lagu yang harmonis dari ipod saya,
makin membuat jatuh cinta dan menikmati alam.
Yang paling saya suka dari perjalanan ini, semakin
meyakinkan saya. Ketika semuanya menjadi runyam maka jawabannya kembalilah pada
Alam dan Tuhan. Maka setidaknya kita akan mendapatkan ketenangan. Tidak hanya
secara psikis tetapi secara moral dan emosional.
Okay guys sekian tulisan saya tentang Tahura yang awalnya
berasal dari kekecewaan dan keresahan.
Keep the place clean when you visit, and see u again at the next
journey.