Politik Cilik (Cerbung). Chapter 2
Chapter 2 : strategi gemilang Rini ningsih.
Berita Ibnu yang menggandeng Sopian and the geng sebagai koalisi akhirnya terdengar juga oleh kubu
Riska Julaeha a.k.a Ica. Sebagai jendral garis depan, Rini Ningsih segera
mengadakan rapat akbar dengan tim suksesnya. Rapat itu bertempat di pelataran
salon Mba Cici, kebetulan Mba Cici adalah ibu dari Ayu Tresno. Sedikti cerita,
Ayu Tresno merupakan seorang brand ambassador
dari salon Cici, yang mempunyai tagline “cantik
menuju sakinah mawadah warohmah”. Sehingga Ayu mempunyai ritual khusus,
setiap 30 menit sekali harus mengibaskan rambutnya seperti iklan shampoo di tv.
Kata Mba Cici, ini bagaikan pesan yang tersirat dan simbolik. Makna mengibas
rambut sangat dalam, makna nya adalah,
pandang aku, dekati aku lalu segeralah ajak aku ke KUA. Senada dengan tagline
awal. (Sangat ironis, ibu yang terlalu
berambisi terhadap bisnis, menjadikan anaknya bagai papan reklame)
Rapat akbar kembali di lanjutkan dengan sesekali rambut Ayu
berkibar. Rini Ningsih mulai membuka suara bahwa dia juga harus menggandeng
kekuatan untuk di jadikan sebagai koalisi. Tentunya orang yang akan di ajak
koalisi, harus memenuhi kriteria seperti, public figure yang cukup memiliki
nama, Tokoh finansial kuat, sehingga bisa menyokong dana kampanye, atau
seseorang yang licin bagai belut dan handal bergrilia di lapangan. (Tentu ini hanya makna kiasan)
Maka Neng Wati membuka suara “kalo badan licin dan pandai bergrilia, saya sarankan Jajang Basit, dia
licin karna seharian kerjanya ngangkutin minyak dari took Koh liang, lalu kalo
menjelang weekend dia berdinas malam dengan bapaknya, menangkap belut di alam
bebas”. Menurut wati, jajang juga sangat seksi mengingatkan dia pada Rob
Bredl sang penakluk buaya. Tapi jajang dalam versi imutnya, yaitu menangkap
belut. Statement Neng Wati kemudian
di sambut keplakan kepala, toyoran mesra, dan dikarenakan tepat 30 menit
berselang, kibasan rambut Ayu ikut menggeplak muka Wati. Neng wati tetap tidak
mengerti apa yang salah dengan dirinya.
Kemudian Ica menawarkan sebuah nama, yang serentak di
setujui semua anak yang mengikuti rapat di kala itu. Nama yang di sebut adalah
Maemunah putri Ceu Epon. Ceu Epon sudah tidak di ragukan kepopuleran warungnya
di sekolah. Selain kerap menghadirkan jajanan yang inovatif, dia juga selalu peka terhadap rasa. Sampai beredar mitos,
Ceu Epon menjalin hubungan khusus dengan Kang Bahadur. Hubungan itu
berlandaskan saling menguntungkan. Kang
Bahadur bekerja sebagai pelayan di warung makan “enggal wareg”. Warung makan
yang sangat terkenal seantero desa kerta mukti. Katanya diam-diam kang bahadur kerap
menyelundupkan resep rahasia dari rumah makan itu, dan setelah sampai di tangan
Ceu Epon, dengan anugrah kreatifitas seadanya. Lahirlah jajanan yang begitu
brilian untuk skala anak SD.
Kata Rini, kepopuleran dan nama besar Ceu Epon Bisa jadi
senjata. Rini menanggapi dengan strategi, lewat anaknya maemunah yang sudah berkoalisi,
kita ciptakan kartu Ica care,
nantinya kartu ini di bagikan kepada seluruh anak yang mendukung Ica. Keuntungan
mempunya kartu Ica care, jajan apapun
di Ceu Epon mart, akan dapat diskon,
dan kalo sedang masa promo akan mendapatkan give
away, foto mesra ceu epon dan kang bahadur, beserta lagu karoke mereka
bersama yang di rekam secara manual dengan tape
minicompo hasil nyicil dan InsaAllah baru akan lunas bulan depan.
Semua anak bersorak, Ica puas dengan rencana Rini, dan Rini ini
begitu bersemangat menjalankan strategi. Tapi tetap ada satu anak yang sedikit
kecewa, kenapa Jajang basit di pandang sebelah mata. Padahal ia begitu seksi
dalam guyuran minyak sayur, dan begitu perkasa ketika menangkap buruan belut di
tengah purnama. Begitulah yanga ada di benak Wati dengan khayalannya yang kala
itu lebih dramatis daripada film Nokta merah perkawinan, yang kala itu menjadi
acara andalan salah satu stasiun tv di Indonesia.
Tidak harus menunggu lama, pendekatan cepat di lakukan Rini
terhadap Maemunah, dalam benaknya Rini berpikir, yang pertama adalah menggali
keresahan atau keinginan. Apa yang dekat-dekat ini paling maemunah inginkan. Gaya
persuasif rini memang sebelas dua belas dengan Ibnu.Tidak susah dalam melakukan
pendekatan kepada Maemunah, dan begitu pula maemunah akan mengusahakan strategi
yang di buat rini berjalan lancar, katanya masalah mudah baginya untuk
menaklukan ceu Epon alias ibunya. Tapi sebelumnya dia ingin menguji keseriusan
Rini, dia meminta serbuah benda yang begitu ikonik pada masa itu. Bendanya adalah
“topi warna pink yang di kenakan mayang
dalam film tersayang ”.
Sedikit informasi, film
Tersayang adalah film yang di gandrungi pada tahun 1999-2000. Film ini di
bintangi Anjas Mara yang berperan sebagai Dion dan Mayang yang di bintangi
Jihan Fahira. Keberhasilan film ini salah satunya di karenakan ada simbol dan
gerakan ikonik yang menjadi daya Tarik film ini Ikonnya adalah topi biru
dan pink, yang di tengah topinya ada logo tangan bersentuhan dan tidak
ketinggalan tulisan tersayang. salah satu adegan ikoniknya adalah dion melempar
topi tersayang tepat di kepala mayang, dan selagi topi itu di lempar,
terjadilah gerakan slow motion yang sangat dramatis. Adegan ini benar-benar
membuat semua orang terhanyut.
Dari Bu Ani penggemar garis keras sinetron Indonesia,
sampai mang wawan, penggemar film perang yang berprofesi sebagai penggali batu
kali.(dia juga tidak ketinggalan
menyaksikan Tersayang ). Entah kenapa otot kawat dan tulang baja mang wawan
serasa tidak ada apa apanya di hadapan adegan romantis Tersayang.
Rini sedikit di buat pusing, kemana dia harus mencari topi Tersayang,
sebenarnya topi ini banyak di jual di jalan raya tepatnya di tengah kota Citanjur.
Tapi dia tidak mau memberatkan orang tua, ataupun melibatkan orang dewasa untuk
masuk ke dalam diunia mereka. Rini sebenarnya sedikit tidak suka orang dewasa
mencampuri urusannya.
Wati kembali hadir dengan seonggok informasi, kala itu
pasukan Ica sedang mengadakan evaluasi. Evaluasi ini di adakan di lorong
sekolah sehabis jam pelajaran akhir. Semua seperti ragu dengan ide Wati. Mereka
sedikit trauma dengan wati yang selalu menghiperbolakan apa saja tentang Jajang
Basit yang berkilauan itu. Tapi ternyata dugaan mereka salah. Wati hadir dengan
informasi yang sangat akurat dan sangatbisa
di pertanggung jawabkan keabsahannya. Wati mengatakan kalo dia tau siapa yang
punya sepasang topi Tersayang.
Adalah Tohir hamdallah, pemilik sepasang topi tersayang. Tohir
juga sangat punya nama di sekolah, yang pertama dia adalah anak dari ibu Ani,
fans garis keras persinetronan Indonesia, dan yang kedua adalah julukannya Tohir
lendir. Julukan ini ada karena karena Tohir kerap kali memompa hidungnya
sepersekian menit, hingga munculah ingus yang timbul tenggelam. Entah fenomena
apa, sepertinya hampir di setiap sekolahan SD, selalu ada anak yang beringus yang
tidak pernah kering. Dan di SD Sumarema ini, Tohir adalah sang pawangnya.
Dengan perasaan malas badai, Rini harus menjalankan
diplomasi yang ke 2. Maka pada hari jumat sepulang sekolah sebelum adzan
jumatan bergema. Rini di temani beberapa temannya menghampiri Tohir. Maka terjadilah
percakapan yang jauh dari kata romantis.
“hir aku mau ngomong, jangan dulu pulang dong” rini
memanggil tohir
“wah tumben ada anak cewek nyariin aku, ada apa .
sssrrrtttttt. (kali ini kalimat di
akhiri dengan sedotan hidung tohir, ingus naik dengan cepat).
Rini sedikit terganggu, pandangan matanya malah terfokus
pada hidung tohir.
Gini hir, kata wati kamu punya topi tersayang sepasang,
boleh ga aku beli yang pink ?. (di akhir
kalimat rini melihat hidung tohir mngembang, dan ingus turun dengan anggun dari
salah satu lubang, dunia rini kembali teralihkan)
Aduh susah euy, itu hadiah dari mamah, tapi kalo kamu
bersedia dengan satu syarat, bias aku pikirin deh, ssssrttttttt (adegan yang lalu kembali terulang)
Konsentrasi Rini buyar, dialog mengalami gangguan, tapi dikarenakan
Rini sang diplomat handal, pengalihan halusinasi ingus sedikit tersamarkan.
Yasudah apa syaratnya ?. (Rini dengan agak jengkel bertanya )
Mmmmmh aku mau ? (Tohir
moncoba mendramatisir suasana dengan menahan kalimat )
Iyah mau apa ? (Rini
tidak sabar mendesak, sesekali dia melirik lubang hidung Tohir)
Mauuuu ? (Tohir masih
mendelay kalimat, sambil dia menahan nafas )
Iyah apa ? (Rini
makin kalut mendesak dan makin
memperhatikan lubang hidung tohir )
Ssssrttttttttttttttttttttttttt (Pembicaraan di tutup dengan tarikan nafas tohir yang di iringi sound
efek yang khas )
“aku mau kamu jadi Mayang di adegan Tersayang, dan aku Dion
yang melempar topinya ke arah kamu, kebetulan aku selalu membawa sepasang topi
itu di tas aku”.
Rini tercengang, wati terinspirasi dan ayu hanya meresapi
kalimat tohir.
Gimana ?. mau nggak. Tohir kini seperti berada di atas angin.
Rini mendumel, dalam hatinya dia berkata, buah memang tidak
pernah jatuh di kios buah. Ibu sama anak, sama-sama maniak sinetron. Dan demi
profesionalitas. Rini akhirnya mengiyahkan. Dia terima aib ini.
Tohir cengengesan. Sebelum dia memulai aksinya, dia panggil
dudun dan dadan sebagai saksi momen bersejarah. Kini Rini berada pada jarak
lempar. Tohir sebelumnya mengenakan dulu topi Tersayang warna biru, dia mencoba
meresapi perannya sebagai Dion. Sebelum melempar dia sempat-sempatnya mengarah
sebuah pantun sebagai mantra pelengkap. “Itu
layangan ini nilonnya, itu mayang ini
dionnya” dan wushhhhh topi di lemparkan, dan sayang sekali, topi meleset
jauh dari kepala Rni.
Padahal momen itu kerap di saksikan seluruh elemen lapisan
sekolah, seperti mang bakso yang sejenak menghentikan aktifitasnya, mang
batagor yang ikut mendoakan keberhasilan lemparan Tohir, sampai Ajuh penjaga
sekolah yang menunda ke wc karena sangat penasaran dengan lemparan Tohir. Ternyata
adegan itu sangatlah sulit. Tohir mengingat di film itu begitu sempurna, dengan
sekali lemparan, dion bisa dengan tepat melemparkan topi. Dengan paririmbon
adegan film, Tohir kembali mencoba, tapi sayangnya 12 kali percobaan gagal. Entah
mendarat kemana itu topi, hampir nyungseb di penggorengan tukang opak, mampir
di kepala tukang bakso, sampe kembali ke toko dimana topi itu di jual (sedikit hiperbola untuk menghangatkan
suasana)
Akhirnya Rini kesal, dia menyerah. Yang di lakukannya begitu
bodoh dan sia-sia. Dia berbalik arah dan memutuskan untuk pergi, tapi keajaiban
terjadi, Tohir memanggil nama Rini sambil melempar topi, rini berbalik, tarjadi
adegan slowmotion yang khas seperti
di dalam adegan sinetron, ketika rini berbalik, rambutnya ikut tergerai dan
berkibar, Ayu terbelalak, dia tidak rela salah satu adegan khasnya di pakai Rini.
Topi berputar 2 kali, slowmotion
tetap mengiringi, seluruh orang yang ikut menyaksikan terbawa dalam adegan
slolwmotion sd sumarema dan sekitarnya, mang bakso makin fokus, mang batagor
ikut berdebar, dan Ajuh dengan tergopoh-gopoh berlari karena tidak ingin
ketinggalan momen itu. Lalu yang paling penting ingus tohir juga terkena slowmotion dengan romantis.
Tidak di sangka dan di duga, topi Tersayang pink kini
hinggap di kepala Rini. Dan masih dalam adeganh slowmotion senyum Tohir mengembang, berikut di hiasai ingusnya yang
seakan menari-nari.Seluruh pelataran sekolah seperti pecah di buatnya, momen Tohir
melempar topi bagai perayaan imlek, di barengi suara petasan dan kembang api
saling bersautan. Gemuruh sorak sorai menggema sampai penjuru kelurahan.
Dan Rni akhirnya tertunduk, batinnya terpukul. Tidak pernah
ia merasa sehina dina ini. Dia bagai anak yang tidak kebagian angpau di dalam
meriahnya pesta perayaan imlek. Ternyata kesedihannya tidak sendiri. Tidak jauh
dari sana, ayu terduduk lemas. Trademark yang iya sudah latih dengan rasio per
30 menit sekali, kalah indah dengan gerakan memutar Rini. Yah begitulah hidup,
selalu menjadi dua sisi. Ada tawa ada sedih. Ada gembira ada duka. Dan tentunya ada berkah untuk Tohir
dan Musibah untuk Rini.
0 comments:
Post a Comment