Story of kinabuhi " Berdamai "
Semakin lekat aku menatap matanya. Sempat terbesit kilauan
kenangan. Tentang cerita masa lalu yang pernah kita lewati bersama. Tumbuh
dengan kepingan cerita yang sama, ibarat sumbu x yang akan selalu terarah pada
y, begitulah kita. Aku coba menggeser posisi duduk, jarak yang tadinya ada sekarang nyaris tak nampak. Kita duduk bersebelahan tanpa jarak. Setelah tatapan yang menghabiskan beberapa
detik itu, kini kita memutuskan menatap undakan bukit lurus ke depan searah
dengan posisi kepala kita. di selingi padang ilalang yang sedikit tertiup
angin.Memunculkan gerakan lemah gemulai, seakan seperti melambi-lambai.
"Waktu itu kenapa sih kamu bela-belain ngejar aku,
padahal aku kan sempat ilfeel sama kamu ?."
Aku memberikan jeda menghela nafas, sebelum menjawab
pertanyaannya.
"Untuk sesuatu yang layak di pertahankan, apa susahnya
sedikit egois dengan keyakinan"
"Tapi kamu kan akhirnya sempet terkena buli
temen-temenku juga"
Aku tersenyum tipis, sesekali ku lirik perempuan berambut
panjang terurai di sampingku.
"Tapi akhirnya kan, aku menjatuhkan jangkarku, ku
labuhkan di dermagamu"
Mukanya sedikit memerah, tak menyangka permainan bahasaku
sedikit menggetarkan dia.
"Iyah juga yah, kamu sih orangnya aneh. Ibaratnya taman
hiburan, kamu tuh odong-odong yang bersikeras menyelinap ke disney land"
Aku suka dengan analoginya yang nyeleneh.
"Begitulah masa itu, sajauh apapun kamu mengarungi
lautan luas. Akan selalu ku kejar dengan sauhku. Meski kamu tahu ragaku hanya
sampan. sedikit saja tertiup angin, olengnya antara hidup dan mati".
Dia memutar-mutar benda bulat pada jari manisnya. Pandangannya mengawang, seperti sedang merivew ulang beberapa adegan jauh di
dalam alam sadarnya.
"Itu cocok di jarimu, terlihat anggun" ku tunjukan dengan gerak kepalaku. Dia tersenyum.
"Ini sebuah lambang komitmen, dimana hati yang ragu siap
untuk melangkah. Tapi benda tetaplah benda. Sebuah simbolisasi, ujung-ujungnya
tetaplah hati dan pikiran ini yang menjalani".
"Kamu sudah pasti, aku melihat kemantapan hati dalam
sorot matamu, aku begitu mengenal kamu. Dengan atau tanpa jeda. Biarkan aku
sombong pada semesta, hanya aku yang bisa mengerti arti dari setiap degup jantungmu".
Dia tersentak, seperti tersengat listrik voltase rendah, tidak
begitu berefek tetapi cukup menyita perhatian.
Tidak ada jawaban dari mulut mungilnya, dia seakan menikmati
situasi diam tanpa suara.
Kemudian dia dongkakan kepalanya ke atas. Seperti berusaha menerka
alur awan. sepertinya pandangan itu hanyalah jembatan menembus ruang waktu.
" Aku harus pergi". aku sedikit membuyarkan
lamunannya
"oh iyah, sorry yah ganggu waktu kamu, malah ngajakin
melipir segala" gelagap tak enak dia perlihatkan.
Aku balas dengen senyuman. " Aku ga keberatan ko, seneng
bisa sedikit mengulang momen yang pernah
kita lewati dalam versi yang berbeda".ku lemahkan nada bicaraku pada kalimat terakhir.
"Iyah, dan ini undangannya, jangan lupa yah
datang" ia mengulurkan tangannya sembari menyerahkan undangan itu.
Dia memberiku sebuah undangan berbentuk persegi, pada
bagian depannya terangkai kata.
The wedding lalu tepat di tengah undangan tersebut, tercetak
tulisan besar menggunakan huruf indah. Senja kinanti dan Ragil afriadi. dan
tentunya di bawah undangan tersebut ada namaku. Nama seseorang yang turut di
undang untuk memeriahkan sebuah pesta dan membubuhkan sebuah doa. yah namaku Bumi rahma putra. Seseorang yang pernah melengkapi cerita di dalam kehidupan wanita berambut terurai, yang dulu akrab aku panggil Senja. Seseorang yang beberapa tahun lalu pernah mengikrarkan akan setia
menjaganya. aku yang rela menyusun rencana kehidupan paling detail, yang akhirnya gugur dan menjadi cerita bualan.sampai aku merelakan semuanya.
Seperti namaku bumi. Aku akan terus menapakan kakiku pada
tanah. Sekeras apapun guncangan, segila apapun hantaman. Aku akan selalu berada
pada pijakan.
kembali aku jawab dengan senyuman "aku akan datang
dengan istriku"
Kami akhiri pertemuan itu dengan senyuman. Biarlah cerita
indah tetap terbenam di hati, tak usah kau usik, tak usah pula kau usir. Cukup
mengingat jikalau rindu. Cukup di tahan ketika sendu. Tuhan menciptakan
kenangan untuk menjadi pelajaran, dan Tuhan menyiapkan rencana baik ke depan
sebagai hadiah dari masa lalu yang sudah kau lewati dengan cukup tangguh.
berdamailah dengan masa lalu, dan kau akan siap untuk menyongsong masa depan.
gambar ilustrasi : http://www.feestprints.be/wp-content/uploads/2013/06/639fc9224cfb913d79174064fa92cbc6.jpg
0 comments:
Post a Comment